cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 08538212     EISSN : 25286870     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Penelitian Tanaman Industri merupakan publikasi ilmiah primer yang memuat hasil penelitian primer komoditas perkebunan yang belum dimuat pada media apapun, diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, DIPA 2011 terbit empat kali setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007" : 6 Documents clear
PENGGUNAAN ASAM FUSARAT DALAM SELEKSI IN VITRO UNTUK RESISTENSI ABAKA TERHADAP Fusarium oxysporum f.sp. cubense RULLY DYAH PURWATI; UNTUNG SETYO BUDI; SUDARSONO SUDARSONO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v13n2.2007.64-72

Abstract

ABSTRAKPenyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh cendawan Fusariumoxysporum Schlecht f.sp. cubense (E.F. Smith) Snyd & Hans (Foc)merupakan penyakit yang banyak menyerang tanaman Musa sp. (termasukabaka) dan dapat menurunkan produktivitas serat antara 20-65%. Salahsatu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan klon abakayang resisten. Seleksi in vitro dengan menggunakan agens penyeleksiasam fusarat (AF) merupakan metode yang efektif untuk memperoleh klonabaka resisten terhadap infeksi Foc. Pengkulturan kalus embriogen dantunas abaka pada medium tunas (MT) yang mengandung berbagaikonsentrasi AF digunakan untuk mengetahui pengaruh daya hambat AF.Konsentrasi sub-letal ditentukan sebagai konsentrasi yang paling tinggimenghambat proliferasi kalus embriogen dan tunas abaka. Seleksi in vitrountuk mengidentifikasi embrio somatik yang insensitif AF dilakukandengan konsentrasi sub-letal. Setelah regenerasi dan aklimatisasi plantlet,klon abaka hasil regenerasi ditanam di rumah kaca untuk pengujianketahanan terhadap Foc menggunakan metode detached leaf dual culture.Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi daya hambat pertumbuhankalus embriogen abaka, (2) mengetahui konsentrasi sub-letal AF, (3)mengidentifikasi varian embrio somatik abaka yang insensitif AF melaluiseleksi in vitro yang dilanjutkan dengan regenerasi plantlet, dan (4)mengevaluasi resistensi plantlet hasil regenerasi terhadap infeksi Foc.Hasil penelitian menunjukkan bahwa AF menghambat pertumbuhan kalusembriogen dan tunas abaka, sedangkan konsentrasi sub-letal AF adalah 50mg/l. Dari seleksi in vitro dihasilkan 85 plantlet klon Tangongon dan 28plantlet klon Sangihe-1 yang diregenerasikan dari embrio somatik yanginsensitif AF. Genotipe asli Tangongon termasuk dalam kelompok sangatrentan terhadap infeksi Foc, sedangkan dua dari tiga varian dari klonTangongon yang diuji menunjukkan resisten dan satu agak rentan. Padapenelitian ini, pengujian resistensi terhadap infeksi Foc varian yangberasal dari klon Sangihe-1 belum dapat dilakukan karena plantlet masihterlalu kecil sehingga belum dapat diaklimatisasi.Kata kunci: Abaka, Musa textilis Nee., penyakit, Fusarium, keragamansomaklonal, toksin cendawan, Jawa TimurABSTRACTThe usage of fusaric acid (FA) in vitro selection of abacaresistant to Fusarium Oxysporum f. sp. cubenseWilt Fusarium disease caused by Fusarium oxysporum Schlechtf.sp. cubense (E.F. Smith) Snyd & Hans (Foc) is one of the major diseasesof Musa sp. including abaca, and it could decrease 20-65% fiberproductivity. One of the method to solve this problem is utilization ofabaca resistant clones. In vitro selection using fusaric acid (FA) asselective agents is an effective method to produce abaca resistant clones toFoc infection. Culturing abaca embriogenic calli (EC) and shoots on MTmedium containing various FA concentrations was used to determine FAinhibition effects. Sub-lethal concentration was defined as one inhibiting >90% proliferation of abaca EC and shoots. In vitro selection to identify FAinsensitive SE was conducted using FA sub-lethal concentration.Following plantlet regeneration and acclimatization, the regenerated abacalines were grown in the glasshouse for testing against Foc using detachedleaf dual culture test. The objectives of this study were to (1) evaluategrowth inhibition of abaca EC and shoots by FA, (2) determine sub-lethalconcentration of FA, (3) identify FA insensitive variants of abaca somaticembryos (SE) through in vitro selection followed by plantlet regeneration,and (4) evaluate resistance of regenerated plantlets against Foc infection.Results of the experiment showed FA inhibited abaca EC and shootsgrowth while sub-lethal concentration of FA was 50 mg/l. Following invitro selection, 85 plantlets of Tangongon and 28 of Sangihe-1 wereregenerated from FA insensitive SE. The original Tangongon genotypewas very susceptible against Foc infection. Meanwhile, among three Foctested lines derived from Tangongon, two lines were considered resistantand one was slightly susceptible. However, resistance against Foc ofvariants derived from Sangihe-1 have not been evaluated in thisexperiment due to the plantlets were not strong enough to be acclimatized.Key words : Manila hemp, Musa textilis Nee., pest, Fusarium,somaclonal variation, fungal toxin, East Jav
POTENSI SELASIH SEBAGAI REPELLENT TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti AGUS KARDINAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v13n2.2007.39-42

Abstract

ABSTRAKPenyakit demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedesaegypti merupakan penyakit yang hampir selalu terjadi setiap tahunnya dibeberapa daerah di Indonesia. Salah satu cara untuk menghindarinyaadalah dengan penggunaan lotion anti nyamuk yang pada umumnyaberbahan aktif bahan kimia sintetis. Perlu dicari bahan alami yang lebihaman dalam menghindari gigitan nyamuk, salah satunya adalah denganpenggunaan selasih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dayaproteksi selasih (Ocimum gratisimum dan Ocimum bassilicum) terhadapserangan nyamuk Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarahdengue). Penelitian dilakukan di laboratorium Entomologi, FakultasKedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006. Selasihdiuji dalam bentuk minyak atsiri yang diencerkan dengan parafin cair padakonsentrasi 20%; 10%; 5% dan 2,5%. Nyamuk betina hasil perbanyakan dilaboratorium merupakan serangga uji yang disimpan di dalam kurunganuji. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan lengan secarabergantian antara yang diberi perlakuan dan kontrol (tidak diberiperlakuan) ke dalam kurungan nyamuk dan dihitung jumlah nyamuk yanghinggap setiap jam, selama enam jam. Hasil menunjukkan bahwa selasihberpotensi sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan daya proteksitertinggi sebesar 79,7% selama satu jam dan rata-rata 57,6% selama enamjam. O. gratisimum lebih baik dua kali lipat daya proteksinya daripada O.bassilicum, hal ini terjadi karena diduga bahan aktifnya lebih beragam,yaitu selain mengandung eugenol 37,35%, juga thymol (9,67%) dancyneol (21,14%) dibandingkan dengan O. bassilicum yang hanya mengan-dung eugenol sebanyak 46%.Kata kunci : Selasih, Ocimum gratisimum, Ocimum bassilicum., Aedesaegypti, daya proteksi, Jawa BaratABSTRACTPotency of Ocimum spp. as repellent to Aedes aegyptimosquitoThe objective of the research is to evaluate the protection ability ofOcimum spp. (gratisimum and bassilicum) against Aedes aegypti mosquito(vector of Dengue Hemorrhagic Fever). Ocimum was evaluated in theform of essential oil diluted with liquid paraffin at concentrations of 20%;10%; 5% and 2,5%. Female mosquitos reared in the laboratory wereplaced in the cages. Alternately, treated and untreated hand (control) wereinserted into the cage containing mosquitos. The number of mosquitosperched on the hand were counted every hour, lasting for six hours. Resultshowed that Ocimum was prospecting to be developed as a mosquitorepellent, although its repellency was still under the repellency of syntheticrepellent (DEET). The repellency of O. gratisimum was better than O.bassilicum since O. gratisimum possessing variety of active ingredientbeside eugenol (37.35%), such as thymol (9.67%) and cyneol (21.14)compared to O. bassilicum which is only possessing eugenol as much as46%.Key words : Selasih, Ocimum gratisimum, Ocimum bassilicum, Aedesaegypti, protection ability, West Java
PENGARUH PERBANDINGAN AIR KELAPA DAN PENAMBAHAN DAGING KELAPA MUDA SERTA LAMA PENYIMPANAN TERHADAP SERBUK MINUMAN KELAPA RINDENGAN BARLINA; STEIVIE KAROUW; RONALD HUTAPEA; JUNIATI TOWAHA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v13n2.2007.73-80

Abstract

ABSTRAKAir kelapa dan daging kelapa muda memiliki rasa dan aroma khas,namun kelezatannya tidak bisa dinikmati setiap saat oleh setiap orang,karena umur simpan kelapa muda terbatas dan sulitnya distribusi. Salahsatu cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang masa simpan danmempermudah distribusi adalah melalui proses pengeringan, misalnyadengan spray drier. Bahan pangan yang dikeringkan dengan spray drierharus berupa suspensi dan hasil akhir bentuk serbuk. Penelitian dilakukandengan mengeringkan campuran air kelapa dan daging buah kelapa mudadengan spray drier. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruhperbandingan antara air kelapa dan daging buah kelapa muda terhadapmutu serbuk minuman kelapa selama penyimpanan. Penelitian disusunsecara faktorial dalam rancangan acak lengkap. Faktor A, kematangan airkelapa : (A1) tua dan (A2) muda. Faktor B, penambahan daging kelapamuda : (B1) 15%, (B2) 20% dan (B3) 25%. Faktor C, lama penyimpanan:(C1) 0 bulan, (C2) 1 bulan, dan (C3) 2 bulan., (C4) 3 bulan dan (C5) 4bulan. Ulangan 2 kali. Pengamatan terdiri dari : kalium, serat pangan,warna, aroma dan rasa, total mikroba, pH, total padatan, total asam dankadar air. Hasil penelitian menunjukkan total padatan Serbuk MinumanKelapa (SMK) berkisar 7,59-9,50%, pH 4,94-5,35 dan total asam 25,85-43,90. Serat pangan 4,70-5,54%, kalium tertinggi pada air kelapa tuadengan penambahan daging kelapa muda 20%, yaitu 1.328,58 mg/100 g.Sedangkan kadar air 5,15- 7,84%. Warna 3,617-3,719 (biasa sampai suka);aroma 3,000 – 3,960 (biasa sampai suka), dan rasa manis 2,500-3,640(suka). Total mikroba SMK 3,72- 4,43 log CFU/g. Kematangan air kelapaberpengaruh terhadap kadar serat pangan. Penambahan daging kelapamuda berpengaruh terhadap kadar serat pangan dan warna. Lamapenyimpanan berpengaruh terhadap total padatan. Interaksi kematangan airkelapa, penambahan daging kelapa muda dan lama penyimpanan ber-pengaruh terhadap pH, total asam, aroma, rasa dan total mikroba.Berdasarkan skor rasa, kadar air, kalium, serat pangan dan total mikroba,maka SMK yang memiliki mutu baik dan berpotensi dikembangkan adalahformula air kelapa tua dengan penambahan 20% daging kelapa muda.Kata kunci : Kelapa, Cocos nucifera, pengolahan, serbuk minuman,Sulawesi UtaraABSTRACTEffect of coconut water and young coconut kernel ratioand storage duration to the quality of coconut waterconcentrateCoconut water and young coconut kernel have unique flavor andodour. Since these products can not be kept longer and distributionproblem, so both of them are not available everywhere and anytime.Drying method with spray dryer equipment is a method to extend theproduct life product. Generally, spray dryer is used to make some foodproducts in powder form deriving from suspension. Raw materials used inthis experiment were coconut water from both of young and mature nutand young coconut kernel. The mixture was dried with spray dryer. Theobjective of this research was to find out the effect of coconut water andyoung coconut kernel ratio to the quality of coconut water concentrateduring storage. The experiment was arranged in factorial using completelyrandomized design with 2 replications. Factor A was maturity of coconutwater consist of (A1) young coconut water and (A2) mature coconutwater. Factor B was ratio of young coconut kernel and coconut water :(B1) 15%, (B2) 20%, (B3) 25%. Factor C was : storage duration consistof (C1) 0 month, (B2) 1 month, (B3) 2 months, (B4) 3 months and (B5) 4months. The variables were observed as follow : kalium content, fibercontent, colour, flavor, odour, total plate count, acidity, total soluble solid,total acid and water content. The results showed that coconut waterconcentrate had 7.59-9.50% of total soluble solid, acidity (pH) 4.94-5.35and total acid 25.85-43.90. By using 20% young coconut kernel in maturecoconut water obtained product with fiber content about 4.70-5.54% andhighest potassium content around 1,328.58 mg/100g. Score of organoleptictest as follow : colur is 3.617-3.719 (neither like nor dislike), odour is3.00-3.96 (neither like nor dislike to like) and flavor is sweet about 2.50-3.96 (like). Total plate count of coconut water concentrate is about 3.72-4.43 log CFU/g. Maturity of coconut water affected fiber content. Addingyoung coconut kernel affected total soluble solid. Whereas interaction ofcoconut water maturity, adding coconut kernel and storage durationaffected some variables like pH, total acid, odour, flavor and total platecount. Based on the results of flavour, moisture content, potassiumcontent, fiber content and total plate count showed coconut waterconcentrate had good quality. So it is potential to be developed. The bestformula is FORMULA E which was derived from mature coconut waterwith 20% young coconut kernel.Key words: Coconut, Cocos nucifera, processing, concentrate drink,North Sulawes
KARAKTERISTIK FISIOLOGIS Ralstonia solanacearum PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI NILAM NASRUN, NASRUN; CHRISTANTI, CHRISTANTI; ARWIYANTO, TRIWIDODO; MARISKA, IKA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v13n2.2007.43-48

Abstract

ABSTRAKPenelitian karakteristik Ralstonia solanacearum penyebabpenyakit layu bakteri nilam telah dilakukan di pertanaman nilam petani diPasaman Barat Sumatera Barat dan laboratorium serta rumah kacaFakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kegiatanlapangan meliputi identifikasi gejala penyakit dan pengambilan sampeltanaman sakit pada empat kebun nilam terinfeksi penyakit layu bakteriberdasarkan tingkat serangan tertinggi (di atas 75%) yang dilakukan padabulan Januari 2003. Kegiatan laboratorium dan rumah kaca meliputiisolasi dan pengamatan morfologi bakteri patogen, pengujian hipersensitif,patogenisitas, sifat-sifat bakteriologi, pigmen fluoresen, antibiotik, biovardan ras patologi yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai Agustus2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan 31 isolat bakteripatogen yang menunjukkan reaksi hipersensitif pada daun tembakau, dan20 isolat dari isolat tersebut mampu menginfeksi bibit nilam dengan gejalalayu seperti gejala di lapangan dengan masa inkubasi menunjukkan gejala14,6 – 39,0 hari setelah inokulasi (HSI). Isolat Ns 31 adalah isolat palingvirulen. Hasil analisis sifat-sifat bakteriologi menyimpulkan isolat bakteriasal nilam dari Pasaman Barat Sumatera Barat adalah Ralstoniasolanacearum. Berdasarkan hasil pengujian biovar dan kisaran inang makaisolat tersebut dikelompokkan ke dalam biovar III dan ras satu.Kata kunci : Nilam, Pogostemon spp., penyakit, bakteri, Ralstoniasolanacearum, Sumatera Barat, D.I. YogyakartaABSTRACTPhysiological characteristics of Ralstonia solanacearumcausing bacterial wilt disease on patchouli plantThe study of characteristics of Ralstonia solanacearum causingbacterial wilt disease on patchouli plant was conducted in the patchouliplant field in Pasaman Barat West Sumatera and bacteriological laboratoryand green house of Agricultural Faculty of Gadjah Mada University,Yogyakarta. The field activity were identification of disease symptom andcollection of infected plant by bacterial disease from the patchouli plantfield that have the height disease intensity (more than 75%) that wasconducted on January 2003. Activity of laboratory and green house wereisolation and assay of bacterial morphology, hypersensitive andpathogenicity test, bacteriological characteristic, fluorescens pigment,antibiotic, biotype and ras pathology were conducted from January toAugust 2003. Results showed that 31 isolates showed hypersensitivereaction on tobacco leaf. Twenty isolates infected patchouly plant withwilt symptoms with incubation period 14.6 – 39.3 days after inoculation.Ns 31 was the most virulent isolate. Analytic results of bacteriologicalcharacteristic showed that the bacterial isolates of Patchouli plant fromWest Pasaman-West Sumatera is Ralstonia solanacearum. Based onbiotype and host range test, this isolates was grouped into biotype III andras one.Key words : Patchouli, Pogostemon spp., disease, bacteria, Ralstoniasolanacearum, West Sumatera, D.I. Yogyakarta
KAJIAN PENAWARAN KELAPA UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN INDUSTRI MINYAK KELAPA DAN INDUSTRI MAKANAN-MINUMAN (Studi Kasus Kabupaten Indragiri Hilir, Riau) SABARMAN DAMANIK
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v13n2.2007.49-56

Abstract

ABSTRAKPenelitian dengan kajian penawaran kelapa untuk memenuhipermintaan industri minyak kelapa dan industri makanan dan minumantelah dilakukan di Desa Sei Ara, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau sejakFebruari 2005 sampai dengan Juli 2006. Pengumpulan data dilaksanakanterhadap 90 orang petani kelapa.Tujuan penelitian adalah untuk melihatketerkaitan dan elastisitas penawaran kelapa dalam memenuhi permintaanindustri minyak kelapa, industri makanan-minuman, industri kosmetik danrumah tangga. Model ekonometrika yang dibangun dalam studi empiris initelah mampu menjelaskan perilaku penawaran kelapa dan permintaan kelapauntuk industri minyak kelapa, industri makanan-minuman, industri kosmetik danpermintaan rumah tangga. Perilaku perkembangan areal kelapa pada ke-tigaperkebunan (Rakyat, BUMN dan Swasta Besar) menunjukkan respon yangelastis terhadap harga kompetitornya. Respon produktivitas kelapa menunjuk-kan sangat tidak elastis terhadap harga komoditasnya, termasuk kompetitor-nya, serta harga pasar ekspor. Namun demikian peubah-peubah harga cukupsignifikan untuk melihat pengaruhnya terhadap respon produktivitas kelapa.Permintaan kelapa untuk industri minyak kelapa, industri makanan, industrikosmetik dan rumah tangga sangat respon terhadap perubahan harga komoditaskelapa dan harga substitusi minyak sawit.Kata kunci : Kelapa, Cocos nucifera L., ekonometrika, minyak kelapa,penawaran, harga, RiauABSTRACTStudy of coconut supply for some industries including coconutoil, food and beverage industryThe study of coconut supply for some industries including coconutoil, food and beverages industry was conducted from February 2005 toJuly 2005 in Sei Ara Village, Indragiri Hilir District, Riau Province. Theprimary data were collected through the interviews of 90 coconutfarmers.The objective of the research was to find out the linkage andcoconut supply elasticity in demand for some industry coconut oil, foodand beverage industry, cosmetic and household. The result researchthrough economic analysis of 10 structural equations and 7 identityequations were shown.  Econometrics model that was established in theempiric study enable to give explanation on coconut supply and demandpattern for some industries such as coconut oil, food and-beverageindustry, cosmetics and household demand. Development pattern forcoconut area on the three plantations (public, BUMN and private) showselastic responds on their competitor's price. Coconut productivity responseshows very inelastic on the price, including the competitor and exportmarket price. Nevertheless, variables of price sufficient enough to use asindicator of the effect on coconut productivity respond. Coconut supply forsome industries including coconut oil, food-and beverages industry,cosmetics and household industries show high respond on the exchange ofcoconut price and indirect substitution price (oil palm).Key words: Coconut, Cocos nucifera L., econometric, coconut oil,supply, price, Riau
GALUR HARAPAN TEMBAKAU TEMANGGUNG PRODUKSI TINGGI DAN TAHAN PENYAKIT LINCAT FATKHUR ROCHMAN; SUWARSO SUWARSO; A.S. MURDIYATI A.S. MURDIYATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v13n2.2007.57-63

Abstract

ABSTRAKMasalah  utama  tembakau  Temanggung  adalah  rendahnyaproduktivitas yang disebabkan oleh mundurnya daya dukung lahan karenaerosi dan endemi penyakit lincat (kompleks nematoda Meloidogyne spp,bakteri Ralstonia solanacearum, dan cendawan Phytophthora nicotianae).Saat ini telah diperoleh enam galur hasil persilangan dari varietas Sindoro1 (moderat tahan terhadap Ralstonia solanacearum tetapi rentan terhadapMeloidogyne spp. dan sangat rentan terhadap Phytophthora nicotianae)dengan tembakau virginia yang tahan terhadap ketiga patogen tersebut.Evaluasi terhadap hasil, indeks mutu, indeks tanaman dan ketahananterhadap ketiga patogen telah dilakukan di 3 lokasi selama tiga tahundengan rancangan acak kelompok tiga ulangan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ada dua galur harapan yaitu (1) Galur A dengan rata-rata produktivitas : 0,880 ton rajangan kering per ha dan indeks mutu40,28 indeks tanaman 35,47 dan kadar nikotin 5,52%. Produktivitas galurA meningkat 48,08%, indeks mutu meningkat 4,87% dan indeks tanamanmeningkat 53,73% serta kadar nikotin menurun 15,06% dibanding varietasstandar. Galur A memiliki sifat moderat tahan terhadap bakteri Ralstoniasolanacearum dan toleran terhadap nematoda Meloidogyne spp. (2) GalurE dengan rata-rata produktivitas : 0,869 ton rajangan kering per ha, indeksmutu 36,01 indeks tanaman 31,87 dan kadar nikotin 6,00%. Produktivitasgalur E meningkat 46,23%, indeks mutu menurun 6,25% dan indekstanaman meningkat 38,12% serta kadar nikotin menurun 2,56% dibandingvarietas standar. Galur E memiliki sifat moderat tahan terhadap bakteriRalstonia solanacearum dan toleran terhadap nematoda Meloidogyne spp.Kata kunci : Tembakau,  Nicotiana  tabacum,  Temanggung, galurharapan, Ralstonia solanacearum, Meloidogyne spp,Phytophthora nicotianae, lahan lincat, Jawa TimurABSTRACTTemanggung tobacco promising lines with high producti-vity and resistant to lincat diseasedThe main problem in Temanggung tobacco cultivation is lowproductivity which is caused by increasing land erosion and invasion ofendemic disease called ‘lincat’. Lincat is a disease caused by a complexinvasion of three pathogens i.e. Meloidogyne spp. (root-knot nematode),Ralstonia solanacearum (bacteria) and Phytophthora nicotianae (fungus).Hybridization between variety Sindoro 1 (moderately resistant to R.solanacearum but susceptible to Meloidogyne spp. and highly susceptibleto P. nicotianae) and virginia tobacco (resistant to these three pathogens)has resulted in six lines. These lines were planted in three locations for 3years and were evaluated for their yield, grade index, crop index, andresistance intensity to these three pathogens, using randomized blockdesign with 3 replications. Two promising lines were resulted from thisevaluation i.e. (1) Line A, that has productivity of tobacco sliced : 0.880ton per hectare, grade index: 40.28 crop index: 35.47 and nicotine content:5.52%. In comparison to standard variety, the productivity, grade index,and crop index of this line increased of 48.08%, 4.87%, and 53.73%,respectively, and nicotine content decreased of 15.06%. Moreover, thisline is moderately resistant to R. solanacearum and tolerant toMeloidogyne spp. (2) Line E, that has productivity of tobacco sliced:0.869 ton per hectare, grade index: 36.01 crop index: 31.87 and nicotinecontent: 6.00%. This line also has increase productivity, and crop index of46.23% 38.12%, respectively, and has decrease grade index and nicotinecontent of 6.25% and 2.56%, respectively compared to standard variety.This line is moderately resistant to R. solanacearum and tolerant toMeloidogyne spp.Key words : Tobacco, Nicotiana tabacum, Temanggung, promising line,Ralstonia solanacearum, Meloidogyne spp., Phytophthoranicotianae, lincat land, East Jav

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 2 (2021): December 2021 Vol 27, No 1 (2021): June, 2021 Vol 26, No 2 (2020): December, 2020 Vol 26, No 1 (2020): June, 2020 Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019 Vol 25, No 1 (2019): Juni, 2019 Vol 24, No 2 (2018): Desember, 2018 Vol 24, No 1 (2018): Juni, 2018 Vol 23, No 2 (2017): Desember, 2017 Vol 23, No 1 (2017): Juni, 2017 Vol 22, No 4 (2016): Desember, 2016 Vol 22, No 3 (2016): September, 2016 Vol 22, No 2 (2016): Juni, 2016 Vol 22, No 1 (2016): Maret, 2016 Vol 21, No 4 (2015): Desember 2015 Vol 21, No 3 (2015): September 2015 Vol 21, No 2 (2015): Juni 2015 Vol 21, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 20, No 4 (2014): Desember 2014 Vol 20, No 3 (2014): September 2014 Vol 20, No 2 (2014): Juni 2014 Vol 20, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 19, No 4 (2013): Desember 2013 Vol 19, No 3 (2013): September 2013 Vol 19, No 2 (2013): Juni 2013 Vol 19, No 1 (2013): Maret 2013 Vol 18, No 4 (2012): Desember 2012 Vol 18, No 3 (2012): September 2012 Vol 18, No 2 (2012): Juni 2012 Vol 18, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 17, No 4 (2011): Desember 2011 Vol 17, No 3 (2011): September 2011 Vol 17, No 2 (2011): Juni 2011 Vol 17, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 16, No 4 (2010): Desember 2010 Vol 16, No 3 (2010): September 2010 Vol 16, No 2 (2010): Juni 2010 Vol 16, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 15, No 4 (2009): Desember 2009 Vol 15, No 3 (2009): September 2009 Vol 15, No 2 (2009): Juni 2009 Vol 15, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 14, No 4 (2008): Desember 2008 Vol 14, No 3 (2008): September 2008 Vol 14, No 2 (2008): Juni 2008 Vol 14, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 13, No 4 (2007): DESEMBER 2007 Vol 13, No 3 (2007): SEPTEMBER 2007 Vol 13, No 2 (2007): JUNI 2007 Vol 13, No 1 (2007): MARET 2007 Vol 12, No 4 (2006): DESEMBER 2006 Vol 12, No 3 (2006): SEPTEMBER 2006 Vol 12, No 2 (2006): JUNI 2006 Vol 12, No 1 (2006): MARET 2006 Vol 11, No 4 (2005): DESEMBER 2005 Vol 11, No 3 (2005): SEPTEMBER 2005 Vol 11, No 2 (2005): JUNI 2005 Vol 11, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 10, No 4 (2004): Desember, 2004 Vol 10, No 3 (2004): September, 2004 Vol 10, No 2 (2004): Juni 2004 Vol 10, No 1 (2004): Maret 2004 Vol 9, No 4 (2003): Desember 2003 Vol 9, No 3 (2003): September, 2003 Vol 9, No 2 (2003): Juni, 2003 Vol 9, No 1 (2003): Maret, 2003 Vol 8, No 4 (2002): Desember, 2002 Vol 8, No 3 (2002): September, 2002 Vol 8, No 2 (2002): Juni, 2002 Vol 8, No 1 (2002): Maret, 2002 Vol 7, No 4 (2001): Desember, 2001 Vol 7, No 3 (2001): September, 2001 Vol 7, No 2 (2001): Juni,2001 Vol 7, No 1 (2001): Maret, 2001 Vol 6, No 3 (2000): Desember, 2000 Vol 6, No 2 (2000): September, 2000 Vol 6, No 1 (2000): Juni, 2000 Vol 5, No 4 (2000): Maret, 2000 Vol 5, No 3 (1999): Desember, 1999 Vol 5, No 2 (1999): September, 1999 Vol 5, No 1 (1999): Juni, 1999 Vol 4, No 6 (1999): Maret, 1999 Vol 4, No 5 (1999): Januari, 1999 Vol 4, No 4 (1998): November, 1998 More Issue